Sumber gambar : Youtube Channel On Farm Story (Judul : Faith, Family, and Farming). Ustadz Reza with his wife, SilviaBismillah, Ahlan Bakers!
Lagi suka nih ngepoin beliau, ustadz Reza Abdul Jabbar hafidzahullah. Sedikit perkenalan, beliau adalah seorang yang “proud to be muslim” dan memang menjadi seorang muslim adalah hal yang paling membanggakan dalam hidup.
Beliau beternak sapi dan menghubungkan aktivitas beternaknya dengan pertanian diatas lahan ratusan hektar di New Zealand (atau mungkin ribuan) aku kurang tahu pasti sih luas lahannya berapa ehehe, yang jelas luaas.
Lantas, bagaimana peternakan dalam kacamata islam?
Berfirman Allah Ta’aalaa,
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
“Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu terdapat pelajaran yang penting bagi kamu. Kami memberi minum kamu dari air susu yang ada di dalam perutnya,dan (juga) pada binatang itu terdapat manfaat yang banyak untuk kamu, dan sebagian dari padanya kamu makan“. (QS. Al Mukminun: 21)
Mengagumkan! Rabb kita yang menciptakan alam semesta ini menciptakan berbagai macam hewan ternak, yang semua itu untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia di bumi.
Allah bahkan menjadikan beberapa nama hewan ternak sebagai nama surat dalam Al-Qur’an, yaitu Al-Baqarah, An-Nahl, Al- An’am. Salah satu dari dua hari besar umat Islam, Idul Adha adalah perayaan yang melibatkan hewan ternak!
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Tidak ada Nabi kecuali pernah menjadi penggembala kambing.” Mereka para sahabat bertanya, “Apakah engkau juga wahai Rasulullah?” Beliau berkata, “Iya, saya telah menggembala dengan imbalan beberapa qirath (mata uang dinar, pen.) dari penduduk Mekah.” (HR. Bukhari, no. 2262)
Nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang penggembala kambing, Nabi Musa juga seorang penggembala kambing sebagaimana diceritakan dalam Al-Qur’an sebagai mahar atas pernikahannya dengan putri Nabi Syua’aib ‘alaihissalam
Bahkan tercatat dalam sejarah bahwa profesi pengembala ternak telah ada sejak Nabi Adam ‘alaihissalam, ketika Allah menceritakan dalam Al-Qur’an bahwa kurban Habil berupa domba yang sehat dan gemuk diterima Allah, sedangkan kurban dari saudaranya Qabil tidak diterima.
Tentu ada hikmah yang sangat besar dibalik sebuah pekerjaan mulia menjadi penggembala kambing, pekerjaan yang Allah pilihkan untuk menyiapkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di usia mudanya untuk kelak mengemban risalah kenabian, menjadi utusanNya bagi alam semesta.
Dan tentu ada hikmah besar mengapa kambing yang dipilih, dimana kambing lebih dekat dengan ketawadhuan seseorang dan untuk mengurus kambing dibutuhkan jiwa yang penyabar dan mengayomi.
Banyak manfaat yang didapat dari beternak, salah satunya adalah susu dari hewan ternak untuk diminum, dan ini adalah salah satu tanda dari kebesaran Allah bagi orang-orang yang berfikir.
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
“Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum dari pada apa yang berada dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara kotoran dan darah, yang mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya.” (QS: an-Nahl [16]: 66).
Jangan Minum Susu?
Mengejutkannya, zaman sekarang muncul pernyataan dari beberapa pakar kesehatan menyebutkan bahwa susu (khususnya susu sapi) sebaiknya tidak dikonsumsi oleh manusia.
Jika kita telusur dari kacamata syariat, ternyata tidak ada larangan untuk mengonsumsi susu, justru sebaliknya.
Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam meminum susu, bahkan disebutkan bahwa di surga kelak ada sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya.
Pada malam ketika Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di isra’ kan, beliau dihidangkan khamr dan susu, lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam memilih susu sehingga Jibril memujinya.
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menikahi ‘Aisyah, dihidangkan susu untuk beliau, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminumnya lalu memberikan susu itu kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha untuk diminumnya juga.
Dalam hadits yang dihasankan oleh Syaikh Al-Albani, bahwa susu adalah salah satu dari tiga hal yang tidak boleh ditolak jika diberi.
Bahkan secara khusus ada doa minum susu yang menunjukkan ada keberkahan padanya.
Dan masih ada beberapa hadits yang mengabarkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam meminum susu, demikian juga para sahabat radhiallahu ‘anhum.
Baiklah, kembali kepada asal muasal susu dimana ia berasal dari sapi yang diternakkan manusia. Dulu aku pernah diceritakan seseorang, bahwa anak sapi dari kecil sudah dipisahkan dari induknya.
Setelah membaca sebuah tulisan yang diterbitkan oleh PETA, sebuah organisasi yang terdepan dalam hal advokasi hak asasi binatang, mereka menceritakan bahwa (dengan sedikit tambahan dari sumber bacaan lain).
“Induk sapi, sama seperti manusia, mereka memiliki ikatan emosional yang erat dengan anak-anaknya. Tapi sapi-sapi yang ada di industri susu, mereka dipisahkan dari induk mereka bahkan ketika mereka baru berumur satu hari. Induk sapi tidak lagi menyusui anak sapi secara langsung. Mereka diperlakukan seperti mesin penghasil susu, dan tubuh mereka diberikan tambahan antibiotik dan hormon untuk menunjang produksi susu.
Sapi memiliki kelenjar susu, yang fungsinya untuk menyusui anaknya. Sayangnya, anak sapi yang berumur satu hari ini dipisahkan dari induknya dan mereka diberi susu pengganti, sehingga susu si induk bisa dijual untuk diminum manusia.
Sapi betina, mereka mengalami inseminasi buatan (kehamilan buatan atau disuntikkan sperma sapi jantan) segera setelah mereka berumur satu tahun. Setelah melahirkan, mereka memproduksi susu selama 10 bulan, kemudian dilakukan inseminasi buatan lagi, begitu siklusnya.
Bagaimana jadinya jika susu yang kita minum berasal dari sapi yang sedang hamil dengan tingginya kandungan hormon estrogen di dalamnya?
Peternakan atau Penyiksaan!
Beberapa sapi, menghabiskan hidupnya di atas lantai beton, atau dikurung di tempat yang besar namun sesak, dan mereka hidup di tengah feses mereka.
Di luar negeri, ada laporan bahwa sebuah perusahaan susu di utara Carolina menutup akses masuk setelah ada yang melaporkan bahwa sapi disana dipaksa makan, berjalan, dan tidur di tempat yang penuh kotoran sapi setinggi lutut.
Sapi memiliki usia hidup sekitar 20 tahun dan dapat memproduksi susu selama delapan atau sembilan tahun, namun stress yang diakibatkan kondisi di peternakan memicu datangnya penyakit pada sapi sehingga sapi berpenyakit itu menjadi tidak berharga lagi di industri susu, pada usia empat atau lima tahun, sapi-sapi itu dikirim untuk disembelih.
Secara normal, sapi hanya akan memproduksi susu yang cukup untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya. Namun data menujukkan adanya produksi susu yang selalu meningkat setiap tahun. Terjadi manipulasi genetik dan dalam beberapa kasus penyuntikan hormon dan antibiotik digunakan untuk meningkatkan produksi susu. Sapi juga diberi makan yang tidak alami, yang tinggi protein, karena makanan alami mereka, rumput, tidak cukup untuk membuat mereka mampu menghasilkan susu yang tinggi gizi dalam jumlah banyak.
Selain lingkungan kandang yang tidak nyaman, dipisahkan dari sapi lain (padahal sapi adalah hewan yang senang bersosialisasi), mereka juga diperah secara otomatis dengan mesin sehingga meningkatkan potensi terjadinya mastitis atau peradangan kelenjar susu yang sering terjadi pada sapi perah. Ini tidak seperti di iklan yang menggambarkan seorang peternak sedang memerah susu sapi dengan penuh keceriaan.
Saat sapi betina dipisahkan untuk memproduksi susu, sapi jantan dipisahkan dari induknya bahkan ketika mereka berumur 1 hari untuk ditaruh di kandang kecil selama tiga sampai 18 pekan dan dipersiapkan untuk dijual sebagai daging sapi muda. Sapi ini diberi susu subtitusi yang mampu meningkatkan berat badan mereka dua-tiga pound setiap hari. Dan mereka diberi pakan yang rendah zat iron, sehingga daging mereka terlihat pucat (yang padahal sesungguhnya itu adalah anemia). Sapi-sapi ini merasa ketakutan dan putus asa karena terpisah dari induknya.
Bayangkan, bagaimana bisa manusia minum susu dari sapi yang tidak diperlakukan sebagai sapi oleh manusia?
Mungkinkah susu yang keluar dari sapi-sapi di industri bisnis peternakan ini menjadi sebab beberapa ahli kesehatan menganjurkan jangan konsumsi susu sapi?
Wallahu a’lam. Dan aku pribadi lebih tenang mencukupkan diri dengan apa yang sudah dicontohkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam yang senang meminum susu. Tentunya aku yakin masih ada peternak sapi yang tulus mencintai sapi-sapinya, memelihara sapi-sapinya, merawat sapi-sapinya, memperlakukannya dengan penuh kasih sayang sebagaimana agama rahmatan lil ‘aalamiin ini memerintahkan demikian, bukan sebagai mesin penghasil pundi-pundi uang. In syaa Allah dengan senang hati tubuh kita akan mencerna susu itu dengan baik bukan? Memang, segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik kan yah?
———————————————————————————————–
Bukankah kita diperintahkan untuk menjadi khalifah dimuka bumi ini?
Allah yang menghamparkan rumput-rumput sebagai makanan bagi hewan ternak tersebut agar menghasilkan susu dan dagingnya untuk dikonsumsi manusia.
Allah yang memberikan kemampuan kepada lebah untuk mengubah nektar tanaman menjadi madu yang bermanfaat dan berkhasiat sebagai obat bagi manusia
Allah yang menundukkan segala yang ada di bumi ini untuk keperluan hidup manusia
Lalu mengapa manusia yang tidak mampu menciptakan apapun, berbuat kedzaliman kepada makhluk Allah yang lain, padahal makhluk-makhluk itu berhak hidup sesuai tujuan penciptaanya, tanpa menjadi korban dari hawa nafsu manusia.
—————————————————————————–
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi.”
mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan nama-Mu?”
Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” Qur an surat Al-Baqarah: 30
https://muslimah.or.id/11660-susu-itu-baik-dan-menyehatkan.html
[…] Curahan ini lengkapnya saya tuangkan pada blog yang berjudul “Inspirasi“ […]
[…] Vegetarian adalah diet yang tidak mengonsumsi produk atau produk sampingan dari pemotongan hewan. Vegetarian tidak memakan daging, unggas, ikan atau kerang, serangga, gelatin dan rennet keju, […]