Daftar Buah yang Tidak Perlu Dikupas Kulitnya

 Sumber Gambar: https://www.euroschoolindia.com/blogs/importance-of-eating-a-variety-of-fruits-for-kids-health/


“Mengonsumsi produk organik lebih baik daripada produk non organik (konvensional), dan mengonsumsi produk non-organik lebih baik daripada tidak mengonsumsi sayur dan buah sama sekali.”

Dilema itu seringkali muncul ketika kita akan mengonsumsi buah atau sayur “kulitnya dikupas atau dimakan yaa?”

Kalau kita hidup di zaman pisang masih banyak bijinya (kayak gambar dibawah ini nih)

source pict : https://www.idntimes.com/science/discovery/abraham-herdyanto/buah-dan-sayur-yang-bentuknya-berbeda-saat-ini-dengan-dulu#google_vignette

mungkin memakan buah beserta kulitnya adalah hal yang tidak aneh. Zaman dimana para mikroba tanah masih merdeka dari penjajahan pestisida dan pupuk pabrikan. 

Mengutip perkataan dr Hiromi Shinya, “bahkan sayuran seperti bayam pun akarnya bisa dimakan”. Namun kita hidup di zaman kondisi hara tanah sudah bangkrut bin miskin bin terpuruk. Penghuninya para mikroba pun sudah banyak yang tewas. Sehingga para petani terpaksa mendongkrak produksi dengan pestisida dan pupuk pabrikan.

Masalahnya, pestisida (relatif dengan pestisida kimia meski ada pestisida alami) ini tidak bisa hilang begitu saja, dan kulit adalah bagian terluar dari buah dan sayur yang terpapar paling pertama, paling banyak dan paling tinggi konsentrasi residunya. 

Beruntungnya penelitian memberitahu kita bawah cara pencucian dan penyajian dapat membantu menghilangkan kotoran, zat lilin, bakteri dan residu pestisida yang tertinggal dalam kulit buah dan sayur (namun lain halnya jika pestisida itu sudah meresap kedalam daging buah). 

Panduan tentang Dirty Dozens dan The Clean 15 dapat menjadi petunjuk dalam pengambilan keputusan pembelian produk organik, karena beberapa buah dengan kulit tebal dan keras menguntungkan dalam hal menyulitkan pestisida masuk kedalam daging buah.

Meski begitu, biasanya departemen pertanian sebuah negara telah mengatur regulasi pestisida yang boleh digunakan dalam pertanian, sehingga jika tidak sengaja terkonsumsi pestisida, maka jumlahnya relatif aman jika dibandingkan dengan manfaat yang akan didapatkan dari konsumsi buah dan sayur tersebut.

Namun sepertinya aturan tentang pestisida tidak diawasi dengan ketat di negara kita. Ditemukan banyak kasus keracunan bahkan hingga kematian akibat kontaminasi pestisida. Agaknya produk yang terkontaminasi pestisida yang melebihi ambang batas keamanan masih beredar dengan mudah di pasar, sehingga, sekali lagi, penting untuk melakukan pencucian produk buah dan sayur menggunakan air mengalir sampai bersih  sambil digosok karena sangat bermanfaat menghilangan residu pestisida hingga 70-99% (Distanpangan magelang, 2020)

Sesekali saya mengalokasikan pengeluaran belanja pada produk organik, namun jika sedang memiliki keterbatasan akses untuk membeli produk organik, maka tidak perlu membeli semua produk yang bersertifikat organik. Environmental Working Group (EWG) adalah organisasi advokasi kesehatan lingkungan yang berbasis di Amerika Serikat. EWG menganalisis studi pestisida dan memberi peringkat kontaminasi pada 45 buah dan sayuran paling populer untuk memudahkan keputusan pembelian produk organik.

“The Dirty Dozen” adalah 12+ buah dan sayuran yang paling terkontaminasi menurut analisis EWG. Dengan demikian buah dan sayur ini menjadi prioritas utama untuk dibeli dalam versi organiknya, dan jangan lupakan cara penyajiannya dengan mencuci kulitnya sampai bersih atau dikupas. 

  • Stroberi
  • Bayam
  • Nektarin
  • Apel
  • Anggur
  • Persik
  • Ceri
  • Pir
  • Tomat
  • Seledri
  • Kentang
  • Paprika manis
  • Cabai

“The Clean 15” adalah buah-buahan dan sayuran yang cenderung memiliki sedikit kontaminasi, jadi tidak begitu masalah jika membelinya dalam versi non-organiknya. 

  • Alpukat
  • Jagung manis
  • Nanas
  • Kubis
  • Bawang
  • Papaya
  • Asparagus
  • Mangga
  • Terong
  • Melon madu
  • Kiwi
  • Blewah
  • Bunga Kol
  • Brokoli

Mengenai kupas mengupas, sebenarnya tidak ada aturan ketat yang mengatur (sebab ada negara yang mengupas apel dan anggur), tetapi ada aturan umum yang memungkinkan orientasi diri:
Kulit buah yang tumbuh di daerah beriklim dingin-subtropis biasanya bisa dimakan (kecuali tanaman kacang-kacangan). Tanaman yang berada di daerah tropis-khatulistiwa tidak begitu cocok untuk manusia, karena lebih banyak panas berarti lebih banyak kehidupan dan lebih banyak serangga yang harus dilindungi dari buah-buahan.

Kulit yang tidak dapat dimakan (bagi manusia) akan terlihat – kering, pahit, hambar, keras, berkayu, dan lainnya. Kulitnya membuat kita merasa bahwa kulit tersebut bukan bagian dari buahnya, melainkan bagian dari pohonnya, seperti kulit lengkeng atau kenari.

Pada prinsipnya, tidak ada kulit buah yang dapat dimakan yang kandungannya beracun, hanya saja mereka tidak bisa dicerna. Ini karena buah adalah sarana tanaman untuk memperbanyak benih, dan kulit adalah pelindungnya.

Kulit memiliki lebih banyak serat dan nutrisi mikro, lebih sedikit gula dibandingkan daging buahnya, dan merupakan terobosan baru – tekstur dan rasanya yang berbeda memberikan pengalaman kuliner yang berbeda. Pada saat yang sama, kulitnya lebih keras untuk sistem pencernaan, sehingga sebaiknya dihindari oleh mereka yang memiliki masalah lambung atau pankreatitis, dan juga harus dihindari oleh mereka yang menderita diabetes. 

Dalam beberapa tahun terakhir, fokus permasalahan terletak pada penyemprotan kulit buah dengan zat kimia, baik untuk alasan budidaya maupun peningkatan produksi. Diantaranya adalah pestisida, zat pematang buah atau sebaliknya zat penghambat dan lain-lain. Itu sebabnya mencuci buah tetap sama pentingnya, terutama buah dan sayur yang memiliki kulit lembut.(dikutip dari : quora, Lonescu Popa, Author has 418 jawaban 101.4 ribu tampilan jawaban). Baiklah, saya akan mengutip dari beberapa referensi jenis buah yang bisa dikonsumsi bersama kulitnya.

Kulit Buah dan Sayur yang Bisa Dimakan

1. Kentang (dimasak bersama kulitnya)

Kulit kentang mengandung serat dan banyak nutrisi seperti vitamin B dan C, potassium, kalsium, dan zat besi. Namun menurut analisis EWG, kentang termasuk dalam kelompok sayur yang paling terkontaminasi. Ini mungkin karena kentang adalah tanaman umbi yang tersimpan dalam tanah. Dengan demikian, meski mengandung manfaat, pastikan mencuci kulit kentang sampai bersih dengan air mengalir.  

2. Kiwi

Kulit kiwi memiliki bulu- bulu halus, namun melewatkan kulitnya sama saja melewatkan antioksidan, flavonoid (antioksidan tumbuhan), dan vitamin C. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa ketika mengonsumsi buah kiwi bersama kulitnya, kandungan seratnya tiga kali lebih banyak, begitu juga dosis vitamin C nya. Jika tidak nyaman dengan bulu halusnya, cukup gosok bagian kulit dengan kain atau sendok untuk merontokkan bulu-bulu halusnya. 

3. Pisang

Kulit pisang memiliki banyak serat dan juga mengandung triptofan dalam jumlah tinggi, senyawa yang dapat membantu meningkatkan kadar serotonin. Kulit pisang juga mengandung potasium dan antioksidan, seperti lutein. Lutein baik untuk kesehatan mata.
Kulitnya memiliki rasa yang pahit dan konsistensinya mungkin tidak sesuai dengan selera semua orang. Karena kulitnya keras dan pahit, kulitnya bisa direbus selama beberapa menit, lalu dipanggang dalam oven hingga kering untuk dijadikan teh atau smoothie. Kulit pisang akan menjadi lebih tipis dan lebih manis saat matang.
Catatan : Saya belum mengetahui jenis pisang yang dimaksud, apakah semua jenis pisang bisa dimakan kulitya?. Menurut Enviromental Working Group budidaya pisang mengunakan pestisida secara intensif dan pestisida kemungkinan besar menempel di bagian kulit, maka sebaiknya konsumsi pisang yang ditanam secara organik. 
Namun, ada jenis pisang yang memang dimodifikasi secara genetik untuk bisa dimakan bersama kulitnya, ialah pisang yang dibudidaya di Jepang, diberi nama pisang Mongee.

4. Jeruk

Kulit jeruk memiliki jumlah vitamin C yang luar biasa — dua kali lipat jumlah yang ada di dalam buahnya. Mereka juga kaya akan vitamin B6, kalsium, potasium, magnesium, dan riboflavin (vitamin B).
Cara utama untuk menikmati kulit jeruk adalah memasaknya bersama larutan gula, dan tada! Jadilan manisan kulit jeruk yang nikmat. Selain itu parutan kulit jeruk juga nikmat untuk dicampur dengan masakan dan dijadikan taburan pada saus salad. Kulit jeruk kering bisa dicampurkan dengan makanan atau masukan saja kulit jeruk kering dalam toples gula pasir. Rasa kulitnya juga cocok untuk dicampur dengan coklat dan es krim.

Tak hanya itu, jeruk dan kulit sitrus lainnya menawarkan minyak esensial yang tidak hanya beraroma tetapi juga sangat aromatic. Aroma ini dipercaya dapat membangkitkan semangat.
Kita memang tidak suka memakan jeruk bersama kulitnya. Kita bisa menggunakan kulit lemon sebagai pembersih buatan sendiri. Cukup campurkan kulit sitrus, cuka, soda kue, dan air panas. Diamkan selama beberapa hari dan gunakan untuk membersihkan meja dapur!

5. Mangga

Menurut National Mango Board, kulit mangga mengandung vitamin C dan E serta serat. Warna kulitnya juga bervariasi sesuai dengan jenis antioksidan pelindung sel yang dimilikinya. Kulit mangga kaya akan nutrisi seperti karotenoid, polifenol, dan asam lemak omega-3. Jika merasa sulit untuk memakannya, cobalah menggunakan manga utuh dalam masakan karena kulitnya akan melunak selama proses memasak. Mangga juga bisa dibuat sebagai acar, tentunya dengan tidak mengupas kulitnya

6. Jambu Biji

Jambu biji beserta kulitnya kaya akan antioksidan, vitamin, serat, dan mineral.

7. Ubi

Kulit Ubi mengandung lebih banyak serat, vitamin C, vitamin E, beta-karoten, potasium, dan zat besi. Kulit ubi juga menambah rasa pada masakan. Kulitnya akan melunak saat dimasak, jadi pemanggangan perlahan di dalam oven sudah cukup untuk membuatnya bisa dimakan.

8. Wortel

Wortel terkenal dengan manfaat kesehatannya. Meskipun nutrisi wortel tersebar merata antara daging dan kulitnya, nampaknya fitonutrien lebih terkonsentrasi pada kulit wortel. Jika ingin menggunakan wortel dalam rebusan, kupasan singkat bisa dilakukan sebelum dipotong. Namun jika dipanggang, sebaiknya dikupas terlebih dahulu karena bisa menjadi pahit saat dimasak.

9. Apel

Jika hanya ada satu buah yang harus dimakan dengan kulitnya, itu adalah apel. Kulit apel mengandung sekitar setengah dari kandungan serat buahnya. Jika dikupas, kita juga akan kehilangan sekitar sepertiga kandungan vitamin C, vitamin A, dan potasium dalam apel. Tidak hanya itu, vitamin K empat kali lebih banyak dalam kulit apel dibandingkan daging buahnya. Ada juga antioksidan yang disebut quercetin yang dapat membantu otak dan paru-paru Anda bekerja lebih baik.

Sayangnya, sama seperti kentang, apel masuk dalam kelompok buah yang paling rentan terkontaminasi menurut analisis EWG. Selain itu kulit apel juga dilapisi dengan zat lilin. Meski beberapa jurnal menyebutkan aman untuk mengonsumsi lapisan lilin tersebut, namun konsumsi jangka panjang dapat memberikan efek yang berbahaya. Lebih baik mengonsumsi apel organik dan lokal, seperti apel malang. 

10. Kulit semangka dan bijinya

Kulit semangka memiliki asam amino yang disebut citrulline. Ini dapat membantu menghilangkan nitrogen dalam darah membantu meringankan rasa sakit jika sedang mengalami nyeri otot. Faktanya, kulit semangka mengandung lebih banyak citrulline daripada dagingnya yang berair. Jika tidak suka memakan kulitnya secara mentah, ada cara lain untuk menyiapkan dan memakannya, yaitu dengan mengasinkannya seperti acar atau dibuat jus.

11. Mentimun

Sebagian besar nutrisi mentimun terdapat pada kulit luarnya yang berwarna hijau tua. Ia memiliki banyak potasium, antioksidan, dan serat. Kulit juga kaya akan vitamin K, nutrisi yang mendukung kesehatan tulang dan pembekuan darah. Namun mentimun non-organik sebaiknya tetap dikupas.

12. Terong

Kulit terong memiliki banyak antioksidan. Hal ini terutama berlaku untuk varietas terong yang warnanya lebih gelap. Misalnya, varietas terong ungu akan memiliki nutrisi lebih banyak pada kulitnya dibandingkan varietas terong putih. Yaa aku tahu, kulit terong memang agak terlalu kenyal teksturnya dan itu justru memberika teskstur lezat tersendiri kaan?.

13. Zucchini

Kulit zucchini mungkin terasa sedikit pahit, tetapi sangat bergizi. Kulit zucchini mengandung serat, potasium, dan beberapa tambahan vitamin C. Kulit zucchini juga memiliki banyak antioksidan, seperti lutein, karotenoid, dan zeaxanthin. Kita bisa mendapatkan manfaat dari kulit sayuran ini dengan memadukannya dengan rasa lain, seperti dalam salad, atau dengan memasaknya.

14. Bawang Bombay

Kulit bawang bombay memiliki rasa yang luar biasa, Saat mengupas bawang bombay, simpan kulitnya dan gunakan untuk kaldu atau semur. Proses ini akan menambah rasa ekstra, dan juga memberi warna pada masakan.
Bawang bombay adalah sumber vitamin A dan antioksidan penting seperti quercetin. Kulit bawang bombay merupakan bagian yang mengandung konsentrasi antioksidan paling tinggi. Tidak perlu mengupas bawang bombay sampai bersih.

Kulitnya bukan untuk dimakan tapi untuk perawatan: Nanas

Kebanyakan buah-buahan tropis memiliki kulit yang tebal dan keras untuk melindungi buah-buahan lembut di dalamnya. Buah-buahan dirancang sedemikian rupa untuk melindunginya dari iklim tropis yang keras. Sayangnya, kulitnya tidak bisa dimakan. Tapi kulit nanas bisa menjadi eksfoliator yang sangat baik untuk kulit, menjadikan kulit lebih halus.
Pisahkan kulit nanas yang telah dikupas, lalu gosokkan tangan dengan kulit nanas. Kulit nanas juga biasa digunakan untuk membuat eco-enzim.


Sumber Ilmu:

https://www.webmd.com/diet/ss/slideshow-skins-you-can-eat

https://www.foodnetwork.com/healthyeats/healthy-tips/2020/01/can-i-eat-the-fruit-peel

https://www.cookist.com/13-fruits-and-vegetables-you-should-and-shouldnt-peel

https://www.breastcancer.org/risk/risk-factors/exposure-to-chemicals-in-food

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *