Bismillah, Ahlan Bakers!
Tulisan ini dirangkum dari buku karya:
- Dr. Hiromi Shinya dalam bukunya yang berjudul ‘The Miracle of Enzym’ dan ‘Keajaiban Enzim Awet Muda’
- Dr. Shin Woo Seob dalam bukunya yang berjudul ‘Mau Sehat? Jauhi Rumah Sakit dan Obat’
Orang-orang zaman dulu menghasilkan energi tubuh melalui biji-bijian. Namun, orang zaman sekarang tidak lagi menghasilkan tenaga lewat konsumsi nasi (beras termasuk kelompok biji-bijian) melainkan lewat konsumsi utamanya yaitu daging-dagingan dan bahan pangan rafinasi (gula rafinasi, garam rafinasi, tepung rafinasi) yang justru menimbulkan berbagai masalah pada tubuh. Kalaupun mengonsumsi nasi, maka bisa dipastikan berasnya juga beras rafinasi, yaitu nasi putih.
Sebenarnya, berfikir bahwa makan nasi akan menyebabkan berat badan bertambah adalah suatu kesalahan.
Beras yang kita makan adalah benih dari tanaman padi. Benih ini terbungkus dalam sekam beras. Setelah sekam dibuang yang tertinggal adalah dedak dan bekatul yang biasanya disebut beras cokelat. Jika seluruh lapisan kulit ari beras disingkirkan, yang tersisa adalah mata berasnya. Jika mata berasnya disingkirkan yang tersisa satu-satunya adalah albumen. Itulah yang kita sebut dengan beras putih.
Beras putih tidak lagi mengandung bagian kulit ari maupun mata berasnya, bahkan jika direndam dalam air, beras putih hanya akan membengkak tanpa berkecambah atau menumbuhkan tunas.
Beras cokelat dapat menumbuhkan tunas kecil jika direndam dalam air pada suhu yang tepat.
Beras putih adalah makanan mati. Beras cokelat adalah beras hidup yang memiliki potensi untuk menumbuhkan kehidupan.
Nasi putih adalah makanan mati. Semakin putih beras, semakin buruk kualitasnya. Apalagi zaman sekarang, ada saja produsen yang mencampur beras dengan pemutih. Pola makan utama berupa beras putih olahan ialah teror diabetes, karena nasi putih dengan indeks glikemik yang tinggi (73) dengan cepat menaikkan kadar glukosa darah segera setelah dikonsumsi. Nasi zaman sekarang kualitasnya sudah sangat jauh turun dibanding kualitas nasi zaman dulu, sejalan dengan penurunan kualitas tanah yang merupakan tempat padi ditumbuhkan.
Sebaik apapun kualitas beras putih yang dijual, beras putih hanya memiliki sekitar ¼ dari nutrisi yang dikandung oleh beras cokelat. Banyak nutrisi yang tersimpan dalam bagian mata beras. Maka apabila mengonsumsi beras yang telah digiling, setidaknya biarkanlah bagian mata berasnya tetap utuh.
Pada beras cokelat terkandung karbohidrat – yang merupakan sumber utama penghasil energi bagi tubuh – serta protein, vitamin, mineral, dan tinggi serat yang bermanfaat untuk pergerakan usus dan detoksifikasi, sehingga dapat disebut sebagai makanan pokok yang paling sempurna. Bahkan jika hanya mengonsumsi nasi cokelat pun, kita dapat mencerna dan menyerap nutrisi dengan sempurna, sehingga tubuh tidak perlu lagi mengonsumsi makanan lain. Agar dapat menyerap nutrisi yang terkandung pada nasi cokelat dengan sempurna, kita harus mengunyahnya dengan perlahan-lahan.
Masyarakat modern sekarang ini beralasan bahwa makan nasi cokelat menyulitkan sehingga lebih memilih nasi putih yang kandungan nutrisinya tidak utuh atau bahkan miskin kandungan gizi) yang membuat tubuh tidak dapat menghasilkan tenaga. Akhirnya untuk menambahkan tenaga kita memasukkan daging dan berbagai lauk pada nasi. Tidak lupa suplemen kesehatan serta tablet vitamin dan mineral.
Jika merasa sulit menanak beras cokelat, maka tambahkan lebih banyak air agar nasi menjadi lebih lembut. Saat ini sudah ada jenis beras cokelat yang dibuat berkecambah sedikit saja. Beras ini rasanya lebih lembut dari beras putih.
Memilih Biji-bijian Utuh
- Konsumsilah beras cokelat yang ditambahi sekitar lima jenis biji-bijian lain seperti jelai pipih, millet, buckwheat, kinoa, bayam biji, havermut, biji haver, dan bulgar.
- Pilihlah biji-bijian utuh yang masih segar dan belum diolah, yang ditumbuhkan secara organik.
- Konsumsilah beras segar yang baru saja dipanen. Namun, jika bagi masyarakat kota hal ini sepertinya sulit, dengan begitu belilah beras cokelat dalam kemasan hampa udara (vacum) untuk menghindari beras tersebut terpapar oksigen. Begitu kemasan dibuka, usahakan untuk segera dihabiskan karena beras teroksidasi jika terkena udara.
- Oksidasi terjadi jauh lebih cepat pada beras putih daripada beras cokelat karena kulit ari beras putih telah dikupas. Ini sama seperti makan apel yang telah dibuka dan telah berubah warna menjadi cokelat. Beras putih teroksidasi jauh lebih cepat daripada beras cokelat karena sekamnya telah dipisahkan, walaupun warnanya tidak berubah.
- Benih tanaman (biji-bijian termasuk serealia atau padi-padian) mengandung banyak enzim agar tanaman dapat muncul sebagai kecambah jika diletakkan dalam lingkungan yang sesuai. Benih juga memiliki suatu zat yang disebut inhibitor tripsin, yang mencegah benih itu berkecambah sendiri. Alasan menyantap biji-bijian, polong-polongan, dan kentang mentah-mentah berbahaya adalah karena sejumlah besar enzim pencernaan dibutuhkan untuk menetralisasi dan mencerna inhibitor tripsin. Namun, karena inhibitor tripsin terurai dan menjadi lebih mudah dicerna jika suhu tinggi ditambahkan, maka lebih baik menyantap biji-bijian, polong-polongan, dan kentang setelah dimasak, bukan dalam keadaan mentah.
Begitupun gandum, gandum lebih baik dalam bentuk biji-bijian utuh yang belum digiling. Setelah gandum digiling, nilai nutrisinya akan berkurang secara dramatis. Jika menyukai roti dan pasta, maka yang terbaik adalah memilih roti dan pasta yang terbuat dari tepung gandum utuh, dan pastikan membaca komposisi bahan sebab roti yang dilabeli tepung gandum biasanya hanya menambahkan tepung gandum dengan proporsi yang sedikit sekali , dan tentu komposisi utamanya adalah tepung rafinasi.
Tips Sehat Memasak Beras Cokelat:
- Pastikan memasakknya sampai matang dan lembut.
- Kunyah secara perlahan, pastikan nasi sudah hancur dikunyah, makanan yang sudah tercampur dengan enzim yang terdapat pada air liur membuat lambung lebih mudah mencerna.
- Beras merah juga bagus jika dicampur dengan kedelai. Kombinasi beras merah (biji-bijian) dan kedelai (kacang-kacangan) akan menghasilkan skor asam amino yang penuh, apalagi jika ditambahkan azuki, kacang merah, jewawut, dan sebagainya kedalam beras merah, jumlah protein akan lebih meningkat. Jika ditambahkan lagi ikan berukuran kecil (teri, sarden) dan sayuran laut akan didapatkan jumlah protein yang cukup serta skor asam amino yang lengkap. Pola makan seperti ini dapat menggantikan keunggulan protein hewani dari daging. Pola makan ini kaya mineral, vitamin, serat makanan, dan tentunya protein nabati yang berkualitas tinggi.
Sebenarnya, hidup bergantung pada siklus alam yang sama, yaitu dengan pola makan yang dilakukan nenek moyang. Dengan pola makan seperti itu, nutrisi yang dibutuhkan akan terpenuhi, lalu tubuh menghasilkan tenaga yang cukup dan menjadi sehat.
Quotes Halwah :
Hidup sehat itu mudah
Cukup mengikuti pola makan sebagaimana siklus alam dan apa yang disediakan Allah di alam
Dengan berusaha makan dalam keadaan yang mendekati aslinya (alami)
Makanlah buah dan sayur yang sedang musim, karena saat itu kandungan nutrisi dan gizi nya sesuai dengan apa yang dibutuhkan tubuh pada musim tersebut.
Makanlah hasil alam yang terdekat dengan kita, bukan yang didatangkan jauh dari benua lain yang membutuhkan waktu berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk sampai di meja kita.
Biarkanlah tanah kita tumbuh sendiri tanpa ditaburi dan disemprot pupuk-pupuk sintetis kimia, karena mikroba dan bakteri yang ada di bawah tanah takut dengan itu.
Hiduplah berdampingan dengan mikroba. Alasan kita bisa hidup baik-baik saja adalah karena kehidupan milyaran mikroba di usus kita.
Jangan serakah, bumi ini bukan hanya untuk manusia.
Makanlah hanya untuk membuat tubuh kita dapat beribadah, bukan untuk membuat perut kenyang.
Nikmatilah itu semua dengan penuh rasa syukur kepada Zat Yang Maha Baik yang menundukkan alam raya semesta ini untuk kita.
Berbagilah, karena dengan cinta tubuh akan mengeluarkan hormon kebahagian yang menjadi kekuatan hidup bagi kita.
[…] Bismillah, Ahlan Bakers! Tulisan ini dirangkum dari salah satu bab dalam buku “Mau Sehat? Jauhi Rumah Sakit dan Obat” […]
[…] pokok kita, beras, termasuk kelompok tanaman biji-bijian atau serealian, yaitu tanaman yang ditanam untuk dipanen […]