Sumber Gambar : https://www.edengreen.com/blog-collection/organic-vs-locally-grown
Apa itu Produk Pertanian Lokal?
Produk pertanian lokal adalah tanaman yang ditanam dan dipanen dalam jarak 100 mil dari rumah Anda atau restoran tempat makanan tersebut disajikan. Makanan tersebut tidak berasal dari pertanian komersial besar, dan tidak diangkut dalam jarak jauh.
Penting: Secara sempurna, pasar lokal yang dimaksud dalam tulisan ini merujuk pada petani rumahan yang menjalankan sistem pertanian tradisonal yang sepertinya sangat sulit ditemukan saat ini, apalagi di kota-kota besar. Kecuali jika bakers tinggal di lingkungan pedesaan dan memiliki tetangga petani yang memproduksi dalam skala kecil, belum dimekanisasi dengan teknologi tinggi, serta tidak mengenal pupuk kimia sintetis. Jumlah mereka sangat sedikit, teramat sedikit.
Bercocok Tanam : Cara Baru Manusia Modern Bertahan Hidup
Kenapa manusia bertani? Simpelnya untuk makan. Namun sebenarnya beberapa belas abad yang lalu, manusia tidak mengenal bercocok tanam, namun hanya menunggu hasil yang tersedia di alam. Fase kehidupan manusia modern dimulai dari periode:
- Berburu-Meramu. Disini manusia mengikuti arah pergerakan hewan buruannya. Manusia hidup berpindah, tidak membangun rumah.
- Masyarakat Peladang (dikenal dengan revolusi pertanian pertama). Manusia mulai melakukan praktek meladang. Jika sudah habis musim maka ladang dibakar, lalu berpindah ke lahan lain, sambil menunggu masa bera selesai.
- Masyarakat Petani. Karena jumlah populasi semakin meningkat, terjadi persaingan dalam mencari makan. Manusia mulai melakukan sistem pertanian menetap.
Sebenarnya penyebaran benih tanaman telah dilakukan sejak gelombang migrasi manusia. Manusia melakukan migrasi sambil membawa benih tanamannya. Kita akhirnya tahu bahwa beras berasal dari China, Jagung dari Meksiko, Sorghum dari Afrika. Namun itu semua bisa ditanam di negara kita bukan?
Manusia dulu tidak mengenal konsumsi hasil pertanian yang di bawa dari tempat yang jauh sebab terbatasnya transportasi masa itu. Akhirnya manusia dulu hanya mengonsumsi produk pertanian yang matang langsung dari lahan pertanian mereka, dan karena itu mereka sehat, tidak seperti kita.
Cara Makan Kita yang Aneh
Cara kita makan sekarang adalah anomali––dan itu berdampak buruk pada kesehatan kita. Pola makan Barat modern yang dibangun dengan akses yang relatif mudah ke hampir semua jenis makanan, dari mana saja di dunia, kapan saja, di musim apa saja, sebenarnya adalah anomali dalam sejarah kita sebagai spesies.
Hingga seratus tahun terakhir atau lebih, kebanyakan orang hanya makan hasil produksi lokal, karena tidak memiliki teknik bertani atau infrastruktur logistik untuk memproduksi dan mengirimkan makanan seperti yang kita lakukan sekarang.
Secara sosial, kita secara tidak sengaja mengembangkan pola makan yang tidak dikenali tubuh kita, menggunakan akses yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap teknologi dan hasil bumi untuk mengembangkan makanan olahan yang dimodifikasi yang rendah kepadatan nutrisinya (ingat kembali: GMO, gluten pada tepung rafinasi, makanan cepat saji, prevalensi gula, dan lainnya).
Faktanya, banyak daging dan hasil bumi yang terpajang di rak supermarket diproduksi dengan cara yang belum tentu sehat bagi tanaman atau hewan konsumsi kita, dan karena kita adalah pemakan (segalanya), kita perlu tahu itu bukan yang terbaik bagi tubuh kita!
Kenapa Konsumsi Produk Pertanian Lokal dan Musiman?
Produk Pertanian Lokal Cita Rasanya Segar
Produk pertanian yang ditanam secara lokal penuh dengan cita rasa, sebab tanaman dipetik saat mencapai puncak kematangannya. Sering kali, hasil panen di pasar lokal dipetik dalam waktu 24 jam sebelum dijual.
Selain itu tampilannya juga lebih segar sebab tanaman dipanen saat sedang musimnya. Pertanian lokal termasuk hewan ternak diproses di fasilitas terdekat dan peternak mengawasi kualitas secara langsung – tidak seperti hewan yang diproses di fasilitas industri besar.
Produk Pertanian Lokal Lebih Kaya Nutrisi dan Lebih Menyehatkan
Buah dan sayur mulai kehilangan nutrisinya dalam waktu 24 jam setelah dipetik, sedangkan makanan yang ditanam secara lokal memiliki waktu yang lebih singkat antara panen dan penyajian, dan kecil kemungkinan nilai nutrisinya menurun. Selain itu, produk pertanian lokal dipetik pada saat paling matang, saat nutrisinya paling padat.
Sebagian besar produk pertanian (baik di toko buah, pasar induk, apalagi supermarket) dipanen sebelum benar-benar matang sehingga dapat sampai di rak-rak toko tanpa membusuk. Udara, cahaya buatan, dan perubahan suhu selama pengangkutan juga menurunkan nilai gizi makanan. Sebagai perbandingan, produk pertanian lokal lebih sehat karena hanya diangkut dalam jarak dekat dan tidak terpapar bahan kimia, gas, atau lilin yang digunakan untuk mengawetkan produk pertanian yang di angkut dari jarak jauh.
USDA, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), dan berbagai aliansi internasional telah mulai memasukkan produk pertanian lokal ke dalam rekomendasi diet. Diet yang menekankan pada konsumsi sumber nabati seperti biji-bijian utuh, kacang-kacangan dan biji-bijian, minyak, serta herba dan rempah-rempah yang bersumber dari lokal telah terbukti berkelanjutan tidak hanya bagi lingkungan, tetapi juga bagi kesehatan.
Kenapa Tanam Sendiri?
Dengan menanam tanaman pangan sendiri di rumah kita bisa memperbaiki kualitas tanah dengan sistem pertanian organik yang berkelanjutan. Tanah yang lebih berkualitas dan praktik pertanian yang lebih berkelanjutan biasanya berarti hasil bumi yang lebih enak dan lebih bergizi.
Makan Produk Pertanian Lokal berarti Makan Sesuai Musim
Buah dan sayuran yang dipaksa matang di luar musim atau dipanen sebelum siap sering kali mengandung kadar vitamin dan mineral yang lebih rendah: ini karena praktik yang digunakan untuk membuatnya tumbuh cepat membuat tanaman lebih sulit menyerap nutrisi dari tanah. Jika digabung dengan musim tanam yang lebih pendek, tanaman tidak punya banyak waktu untuk menyerap nutrisi, yang berarti bahwa nutrisi yang sampai di meja kita tidak sempurna,1 sedangkan zat yang tubuh kita tidak inginkan (zat yang cenderung berbahaya) lebih tinggi.
Produk Pertanian Lokal Melestarikan Keragaman Genetik
Dalam sistem pertanian modern, varietas tanaman dipilih berdasarkan kemampuannya untuk matang secara seragam, tahan panen, tahan pengemasan, dan bertahan lama di rak, sehingga keragaman genetik dalam produksi skala besar terbatas. Sebaliknya, pertanian lokal yang lebih kecil sering kali menanam berbagai varietas tanaman untuk menyediakan musim panen yang panjang, beragam warna, dan cita rasa terbaik. Keragaman ternak juga lebih tinggi di tempat yang memiliki banyak pertanian kecil daripada pertanian besar yang sedikit keragamannya.
Memilih produk pertanian lokal mendorong petani skala kecil untuk menanam makanan asli yang tumbuh subur di iklim lokal. Hal ini kemudian meningkatkan keanekaragaman hayati dan mengurangi kebutuhan pestisida, herbisida, dan pupuk kimia sintetis. Mendukung produk pertanian lokal sering kali berarti juga mendukung tradisi dan budaya lokal yang menggunakan teknik penanaman yang bermotif lingkungan. Begitu banyak petani lokal yang menggunakan praktik penanaman organik meski tidak memiliki sertifikasi organik.
Pasar pertanian lokal juga menjadi tempat yang bagus untuk menemukan makanan baru untuk dicoba. Itu karena petani kecil sering kali menawarkan produk tanaman pusaka (ditanam dari biji yang belum diserbukkan silang dengan tanaman lain) dan varietas lain yang mungkin tidak dapat ditemukan di pasar modern apalagi supermarket.
Menurut Arizona College of Agriculture and Life Sciences, “Petani yang memproduksi untuk pasar lokal dan langsung seperti pasar petani atau restoran lokal cenderung lebih menghargai varietas tanaman yang lebih bergizi, unik, dan lezat, daripada hasil panen itu sendiri.”
Dengan mengonsumsi lebih banyak jenis buah dan sayuran berwarna akan memberi tubuh lebih banyak antioksidan dan fitonutrien yang berarti meningkatkan kesehatan kita.
Dengan Membeli Produk Pertanian Lokal Berarti Membantu Melestarikan Lahan Pertanian dan Ruang Hijau.
Makanan lokal melestarikan ruang hijau terbuka. Ketika petani dibayar lebih untuk produk pertanian mereka dengan memasarkannya secara lokal, petani cenderung tidak menjual lahan pertanian mereka untuk pembangunan. Membeli produk pertanian lokal berarti melakukan sesuatu yang proaktif untuk melestarikan lanskap kerja kita. Lanskap itu merupakan unsur penting bagi aktivitas ekonomi lainnya, seperti pariwisata dan rekreasi.
Jauh lebih penting dari itu, produk pertanian lokal melestarikan alam bagi generasi mendatang dengan melindungi lingkungan dan satwa liar. Ladang pertanian yang dikelola dengan baik menyediakan layanan ekosistem: lahan pertanian melestarikan tanah yang subur, melindungi sumber air, dan menyerap karbon dari atmosfer. Lingkungan pertanian merupakan tambal sulam ladang, padang rumput, hutan, kolam, dan bangunan yang menyediakan habitat bagi satwa liar di masyarakat kita.
Makanan lokal merupakan investasi untuk masa depan. Dengan mendukung petani lokal saat ini, berarti membantu memastikan bahwa akan ada lahan pertanian di masyarakat di masa mendatang. Hal tersebut merupakan masalah penting bagi ketahanan pangan, terutama mengingat masa depan energi yang tidak menentu dan ketergantungan kita saat ini pada bahan bakar fosil untuk memproduksi, mengemas, mendistribusikan, dan menyimpan makanan.
Sayuran impor sudah jelas memiliki jejak karbon yang lebih tinggi daripada yang ditanam secara lokal.
Produk Pertanian Lokal Menyediakan Pasokan Makanan yang Lebih Aman dan Lebih Pendek.
Konsumsi makanan kita baik dalam negeri maupun impor membawa risiko paparan parasit, bakteri, dan penyakit bawaan makanan lainnya. Semakin banyak langkah yang harus ditempuh antara manusia dan sumber makanannya, semakin besar kemungkinan terjadinya kontaminasi. Makanan yang ditanam di lokasi yang jauh berpotensi menimbulkan masalah keamanan pangan saat dipanen, dicuci, dikirim, dan didistribusikan. Lebih sedikit langkah dari ladang ke piring berarti lebih sedikit penanganan, yang berarti lebih sedikit potensi kontaminasi bakteri atau virus selama distribusi.
Produk pertanian lokal telah menjadi bagian penting dalam menemukan makanan yang bebas dari pestisida, herbisida, dan pupuk berbahaya yang merupakan standar dalam praktik pertanian konvensional.2,3 Mengonsumsi makanan ini dapat mengakibatkan komplikasi kesehatan yang serius mulai dari sakit kepala hingga kanker.4Pertanian tradisional biasanya tidak menggunakan bahan kimia sintetis (bahan tambahan makanan, enzim, perasa, dan pengawet) untuk membantu meningkatkan mutu makanan mereka, dan jarang mengemas makanan dalam bahan yang dapat mengandung zat kimia, karena produk pertanian mereka tidak perlu menempuh perjalanan jauh.5
Membeli Produk Pertanian Lokal Mendukung Ekonomi Lokal dan Hubungan Komunitas
Ketika permintaan akan produk pertanian lokal meningkat, berarti konsumen mendukung ekonomi lokal. Petani diuntungkan dengan mempertahankan lebih banyak nilai produk mereka daripada jika harus mematuhi standar visual yang tinggi dari produk supermarket dan harus mengirimkan produk pertanian mereka ke seluruh negeri. Harga grosir yang diperoleh petani untuk produk mereka yang dijual ke pengepul rendah, sering kali mendekati biaya produksi. Petani lokal yang menjual langsung ke konsumen menghilangkan perantara dan mendapatkan harga eceran penuh untuk produk pertanian mereka – yang membantu keluarga petani tetap bertahan di lahan. Secara tidak langsung, kita ikut berkontribusi dalam mengembangkan ekonomi lokal.
Dengan ekonomi pertanian lokal yang lebih sehat, akan terbangun hubungan yang lebih besar antara petani dan konsumen. Ini adalah hubungan yang sudah terjalin lama antara pemakan dan penanam. Penelitian telah menunjukkan bagaimana membangun hubungan komunitas melalui pertanian lokal berdampak positif pada kesejahteraan ekonomi petani dan pola makan masyarakat dengan menciptakan hubungan sosial melalui sistem produksi pangan. Bonusnya, memberi kita wawasan tentang musim, tanah, dan makanan kita. Dalam banyak kasus, hal itu memberi kita akses ke tempat di mana anak-anak dan cucu kita dapat belajar tentang alam dan pertanian.
Mengonsumsi Produk Pertanian Lokal Berarti Berkontribusi pada Pola Makan yang Lebih Berkelanjutan
Sebagian besar sistem pangan arus utama saat ini tidak berkelanjutan. Sistem ini menyebabkan penipisan sumber daya dan berdampak buruk pada lingkungan. Sekelompok peneliti menulis, “masalahnya sangat parah, dapat dikatakan bahwa makanan yang dimakan saat ini setara dengan sumber daya fosil,” yang berarti makanan seperti sumber daya terbatas, yang, dalam proses produksi dan pengiriman makanan, memiliki efek merugikan pada lingkungan dan secara langsung merugikan ketahanan pangan manusia.
Pola makan berkelanjutan harus didasarkan pada:
- Produksi makanan pokok agro-ekologi input rendah, termasuk produksi jarak pendek dan jaring konsumsi (makan secara lokal)
- Pengolahan dan pemurnian makanan minimal
- Menjaga keterampilan kuliner yang penting
- Mendukung pendidikan pola makan dan nutrisi dan hubungan yang kuat dengan sifat-sifat positif budaya leluhur setempat
- Pemanfaatan alat teknologi terkini yang tepat
- Memilih produk musiman yang diproduksi secara lokal merupakan bagian penting dari teka-teki ketika membangun pola makan berkelanjutan.
Mengonsumsi Produk Pertanian Lokal dan Musiman akan Menambahkan Variasi Nutrisi pada Pola Makan
Tidak jarang kita terjebak dalam kebiasaan dan makan buah serta sayur yang sama sepanjang tahun. Makan sesuai musim dapat membantu kita memperoleh akses ke pola makan yang lebih bervariasi.
Variasi makanan sangat penting untuk mendapatkan vitamin, mineral, antioksidan, dan fitonutrien lain yang biasanya tidak didapatkan jika hanya makan beberapa buah dan sayur sepanjang tahun. Organisasi Pangan dan Pertanian PBB menunjukkan bahwa keragaman makanan, selain kelimpahan makanan, sangat penting untuk memerangi kekurangan zat gizi mikro. Mengonsumsi produk musiman memastikan kita mengonsumsi lebih banyak variasi makanan sepanjang tahun dan dengan demikian memperoleh akses ke lebih banyak variasi produk.
Produk Pertanian Lokal dan Musiman Harganya Lebih Murah
Saat membeli produk musiman lokal, biasanya harganya lebih murah daripada membeli buah dan sayur yang sama di luar musimnya. Ini karena, biasanya, jika produk yang diminati dapat dipenuhi secara lokal, sebagian besar biaya transportasi dapat dipangkas, dan sering kali persediaannya banyak, sehingga dapat dijual dengan harga lebih rendah. Namun, jika makanan perlu diimpor dari daerah lain di negara ini dan dunia untuk memenuhi permintaan, harganya akan naik.
Sebagai contoh, sebuah penelitian menemukan bahwa harga melon 36% lebih murah di musim puncak daripada di luar musim. Namun, perlu diingat bahwa harga dapat sangat bervariasi bahkan di musim tanam yang sama, tergantung pada tempat yang menjual.
Produk Pertanian Lokal Mengurangi Sampah Makanan (Food Loss)
Produk pertanian lokal saat sedang kelimpahan produksi seringkali harganya menjadi rendah, ini membuat posisi tawar petani begitu rendah. Banyak sekali kasus dimana petani akhirnya membuang hasil panen karena dihargai sangat rendah. Lain halnya jika masyarakat mengutamakan konsumsi berbasis lokal, karena permintaan akan mengimbangi penawaran sehingga harga hasil panen masih bisa dikendalikan dan mengurangi potensi food loss hingga sampah makanan pada level konsumen (food waste).
Dipetik Sebelum Matang, Ngga Bahaya Tha?
Produk pertanian yang dipetik sebelum matang, menyisakan zat-zat yang tertinggal pada produk buah dan sayur. Beberapa zat tersebut adalah:
Lektin
Hasil panen yang dipetik sebelum matang memiliki kadar zat yang disebut lektin yang lebih tinggi. Ini adalah bagian dari sistem pertahanan alami tanaman––yang melindungi biji dalam buah dan sayuran hingga tanaman cukup matang untuk diwariskan. Ketika hasil panen dibiarkan matang secara alami, kadar lektin menurun, dan kulit hasil panen berubah warna. Namun, ketika tanaman dipetik lebih awal dan kemudian dimatangkan secara artifisial, kadar lektin yang lebih tinggi tersebut tetap ada di dalam tanaman. Ini menjadi masalah bagi orang yang memakannya, karena lektin dapat membantu menciptakan kondisi yang menyebabkan mikrobioma usus menjadi tidak seimbang.6,7
Pestisida
Makanan yang ditanam di luar musim biasanya memerlukan bantuan untuk mencapai kematangan, dan di sinilah pestisida dan zat serupa berperan. Meskipun zat ini sudah umum digunakan dalam praktik pertanian, zat ini sangat merusak mikrobioma usus. Misalnya, organofosfat, jenis pestisida yang paling sering digunakan di dunia, telah terbukti mengubah mikrobioma usus sedemikian rupa sehingga membuat orang lebih rentan terhadap perubahan gula darah yang tidak diinginkan dan kesulitan mengatur glukosa.8 Pestisida lain telah terbukti mengubah komposisi mikrobioma usus, yang menyebabkan perubahan metabolisme, penurunan kekebalan tubuh, dan perubahan sistem reproduksi.9
Dan maaaasih banyak lagi.
Ada perbedaan besar antara membeli makanan dari perusahaan besar yang mungkin memiliki atau tidak memiliki standar produksi yang optimal untuk kesehatan (bahkan perusahaan besar dapat menyogok untuk meloloskan produk mereka ke pasaran, juga ahli gizi hanya untuk mengatakan bahwa produk mereka aman dan menyehatkan yang sebenarnya justru sangat berbahaya). Sebaliknya dengan membeli produk pertanian lokal, kita dapat berbicara dengan orang yang menanam dan memanen makanan kita secara langsung. Jadi, untuk peluang terbaik dalam menghindari kejutan yang tidak menyenangkan seperti antibiotik dan zat kimia sintetis lainnya yang tidak perlu dan justru cenderung membahayakan dalam makanan, tetaplah dengan petani lokal tradisional yang skalanya masih kecil.
Makan dari yang Paling Dekat
Saya mengutip sebuah postingan di Instagram yang ditulis oleh seorang pegiat pertanian organik dengan akun @petaniwow yang diunggah pada 6 September 2022
“Selain makan sambil duduk dan dengan tangan kanan, salah satu adab atau etika makan yang sering dilupakan adalah ketika makan di meja makanlah dulu makanan yang ada di hadapan kita. Jika maknanya diluaskan, maka yang terbaik adalah makan dari makanan yang memang diproduksi secara lokal. Semakin dekat makanan diproduksi/ditanam semakin kecil dampak kerusakan yang ditinggalkan.”
—
Sejalan dengan Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
يَا غُلاَمُ سَمِّ اللهَ وَكُلْ بِيَمِيْنِكَ وَكُلْ مِمَّا يَلِيْكَ.
“Wahai anak muda, sebutlah Nama Allah (bismillaah), makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah dari apa-apa yang dekat denganmu.”
Shahih: Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 5376), Muslim (no. 2022), Ibnu Majah (no. 3267), ad-Darimi (II/100) dan Ahmad (IV/26).
Tubuh dan Tanah Air: Hubungan Tak terpisahkan – Dirangkum dari Sub Bab Buku The Miracle of Enzym – Hiromi Shinya, MD
Tubuh manusia dan tanah airnya memiliki hubungan yang tak terpisahkan. Oleh karena itu kesehatan suatu bangsa akan banyak bergantung pada kondisi tanah tempat tinggal mereka.
Sayuran di Jepang, ukurannya jauh lebih kecil dari sayuran di Amerika. Ini bukan karena jenis sayurannya berbeda. Kenyataannya, jika menanam benih sayuran Jepang di Amerika, sayuran itu akan tumbuh jauh lebih besar daripada jika ditanam di Jepang. Ini karena tanah Amerika mengandung lebih banyak kalsium, mineral, dan vitamin daripada tanah Jepang. Bayam yang ditumbuhkan di Amerika terdapat 3-5 kali lebih banyak kalsium daripada bayam yang ditumbuhkan di Jepang.
Contoh lain, menurut sejumlah data yang diamati penulis, terdapat 178 miligram kalsium di dalam 100 gram brokoli Amerika. Sebaliknya , hanya terdapat 57 miligram kalsium di dalam 100 gram brokoli yang sama di Jepang.
Teori penulis adalah meski bangsa Amerika makanannya terpusat pada daging, tubuh mereka tidak terpengaruh seburuk pengaruh yang terjadi pada bangsa Jepang karena mereka mengonsumsi sayur yang ditanam di tanah yang kaya nutrisi. Oleh karena itu, hingga suatu tingkat tertentu, mereka dapat menetralisasi keseimbangan pH tubuh mereka yang cenderung asam yang disebabkan oleh daging.
Dengan demikian, jika bangsa Jepang ingin menjadi kebarat-baratan dalam hal ini, ada satu hal yang tetap tidak dapat diubah, dan hal itu adalah tanah Jepang. Kekayaan tanah tidak dapat ditiru betapapun kerasnya mereka mencoba. Dapat dikatakan bahwa kekayaan tanah ditentukan oleh jumlah hewan kecil dna mikroorganisme yang hidup di dalam tanah. Di Jepang, sebagian besar tanahnya berasal dari abu vulkanis dan tidak mengandung terlalu banyak nutrisi bagi bakteri tanah.
Dengan demikian, sejak awal tanah Jepang tidak terlalu kaya nutrisi. Bangsa Jepang masa lalu mampu mempertahankan keseimbangan dalam makanan dan kesehatan mereka karena mereka menyantap biji-bijian dan sayuran yang ditanam di tanah mereka dan ikan dan sayuran laut dari laut di sekitar mereka. Saya yakin, ini sesuai dengan keseimbangan alam.
Produk Pertanian Lokal Lebih Cocok dengan Mikrobioma Usus Penduduk Lokalnya
Apa itu Mikrobioma?
Mikrobioma adalah kumpulan dari triliunan mikroorganisme yang mendiami tubuh manusia. Mikrobioma dalam tubuh manusia terdiri dari bakteri, virus, dan eukariota. Rasio sel yang dimiliki oleh mikrobioma ini 10 kali lebih besar dari sel tubuh manusia. Rasio gennya pun 200 kali lebih besar dari gen manusia. Mikroorganisme ini memang sangat kecil ukurannya. Namun jika dijumlahkan, berat dari seluruh mikrobioma ini sekitar 2—3 kg dari berat tubuh manusia. (Sudarmono P).
Mikrobioma telah terbukti sebagai organisme komensal, yang berarti mikrobioma ini memiliki pengaruh besar terhadap kesehatan dan kebugaran kita. Mikrobioma usus telah diteliti dengan baik dan terbukti memiliki dampak besar pada:
- Penyerapan nutrisi
- Sintesis vitamin
- Metabolisme energi
- Metabolisme karsinogen
- Respon Antibodi
- Resistensi kolonisasi terhadap patogen usus
Penelitian yang muncul mendukung gagasan bahwa kesehatan mikrobioma usus kita berhubungan langsung dengan makanan yang kita makan. Misalnya, satu penelitian menemukan bahwa konsumsi buah utuh dikaitkan dengan peningkatan spesies dari filum Firmicutes, yang dikenal efisien dalam memproduksi asam lemak rantai kecil yang bersifat anti-inflamasi.
Sebaliknya, konsumsi gula tambahan, alkohol, dan lemak jenuh dikaitkan dengan peningkatan Eschericia coli dan Fusobacteria, yang keduanya merupakan pemicu peradangan dan penanda disbiosis (ketidakseimbangan mikroba). Fusobacterium nucleatum adalah spesies yang sangat berbahaya yang telah terbukti mendorong karsinogenesis dan dikaitkan dengan Penyakit Radang Usus dan kanker kolorektal.
Mengapa Makanan Lokal Lebih Baik?
Produk pertanian lokal lebih baik dan lebih unggul dalam hal nutrisi dan kesegaran. Mikrobioma usus membutuhkan nutrisi untuk bertahan hidup. Nutrisi tertentu yang penting bagi populasi ini adalah fitokimia dan serat, yang keduanya banyak ditemukan dalam buah-buahan dan sayuran segar.
Tanam Rempah di Rumahmu!
Cara lain untuk memberi makan mikrobioma dan membuat makanan kita lebih lezat adalah menanam rempah sendiri!. Rempah penuh dengan antioksidan. Konsumsi fitonutrien ini dapat mengurangi efek stres oksidatif, membantu mengurangi risiko—atau mencegah timbulnya—penyakit kronis dan beberapa jenis kanker. Dengan menanamnya sendiri, kita dapat memastikan bahwa rempah dipetik pada saat puncak kepadatan nutrisinya, yang memberikan manfaat paling banyak untuk meningkatkan sistem pertahanan alami tubuh.
Baarokallahu Fiikum
Sumber Ilmu:
Klavinski R, Michigan State University Extension. (13 April 2013). 7 Benefits of Eating Local Foods. https://www.canr.msu.edu/news/7_benefits_of_eating_local_foods#:~:text=Eating%20locally%20grown%20foods%20has%20many%20benefits%20for%20the%20consumer%2C%20grower%20and%20the%20community.
Grubinger V, The University of Vermont. (April 2010). Ten Reasons to Buy Local Food. https://www.uvm.edu/vtvegandberry/factsheets/buylocal.html
Virtua Health. (26 April 2022). Is Eating Locally Grown Food Healthier for You?. https://www.virtua.org/articles/is-eating-locally-grown-food-healthier-for-you
Streit L. (26 Mei 2021). 7 Fantastic Benefits of Eating Local. https://www.healthline.com/nutrition/why-eat-local-food
Coveny T. (5 Agustus 2019). Imported vs. Domestic Food: Eating Cheap and The Dangers of Imported Food. https://www.foodpoisoningnews.com/imported-vs-domestic-foods-eating-cheap-and-the-dangers-of-imported-food/
Alexia Brunet Marks. The Risks We Are Willing to Eat: Food Imports and Safety, 52 HARV. J. ON LEGIS. 125 (2015). https://scholar.law.colorado.edu/faculty-articles/51.
The Real Reasons Eating Locally And Seasonally Is Better For Your Health. Hyperbiotics.com. Diakses pada 5 September 2024. https://www.hyperbiotics.com/blogs/recent-articles/the-real-reasons-eating-locally-and-seasonally-is-better-for-your-health?srsltid=AfmBOorC5WBB57MfFldVG6K2TRIuS6D7g4CE8GxUu7rzbAzYr7cbZ-m7
McCurdy M. (17 Mei 2022). Health Benefits of Eating Locally. https://extension.unh.edu/blog/2022/05/health-benefits-eating-locally
The Science and Benefits of Consuming Locally Seasonal Produce, AFPA Health & Nutrition Fitness. (18 Desember 2022). Afpafitness.com. https://www.afpafitness.com/blog/the-science-and-benefits-of-consuming-locally-seasonal-produce/
Zink E, Schneider J. (8 Juli 2020). Feed Your Microbiome with Locally Grown Foods. https://tumbleweird.org/empowered-health-july-2020-tumbleweird-jessica-schneider-md/
Sudarmono P. 26 Mei 2016. https://www.ui.ac.id/peran-penting-mikrobioma-dalam-tubuh-manusia/.
- Mayer, A-M. 1997. Historical Changes in the Mineral Content of Fruits and Vegetables. British Food Journal 99(6). doi: 10.1108/00070709710181540 ↩︎
- Chemicals in food. European Food Safety Authority. (n.d.). Retrieved March 7, 2022, from https://www.efsa.europa.eu/en/topics/topic/chemicals-food ↩︎
- Rather, I. A., Koh, W. Y., Paek, W. K., & Lim, J. (2017, November 17). The sources of chemical contaminants in food and their health implications. Frontiers in pharmacology. Retrieved March 7, 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5699236/ ↩︎
- Abnet, C. C. (2009, November 25). Carcinogenic food contaminants. Cancer investigation. Retrieved March 7, 2022, from https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2782753/ ↩︎
- Bihn, E. A., Springer, L., & Pineda-Bermudez, L. (2019, May 20). Local food safety collaborative needs assessment survey report. Local Food Safety Collaborative. Retrieved March 7, 2022, from https://foodsafetyclearinghouse.org/sites/default/files/files/2021_prod… ↩︎
- Banwell J.G., Howard R., Kabir I., Costerton J.W. 1988. Bacterial overgrowth by Indigenous Microflora in the Phytohemagglutinin-fed Rat. Canadian Journal of Microbiology 34(8). ↩︎
- Gundry, S. R. 2017. The Plant Paradox: The Hidden Dangers in “Healthy” Foods That Cause Disease and Weight Gain. New York, NY: Harper Wave. ↩︎
- Velmurugan, G. Ramprasath, T., Swaminathan, K. . . . Ramasam, S. 2017. Gut Microbial Degradation of Organophosphate Insecticides-induces Glucose Intolerance via Gluconeogenesis. Genome Biology 18(8). doi: 10.1186/s13059-016-1134-6. ↩︎
- Claus, S.P., Guillou, H., Ellero-Simatos, S. 2016. The Gut Microbiota: a Major Player in the Toxicity of Environmental Pollutants? npj Biofilms and Microbiomes 2(16003). doi: 10.1038/npjbiofilms.2016.3. ↩︎